Kasus ini benar-benar menyayat hati—dua balita menjadi korban penganiayaan keji dan penyekapan di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Pelakunya bukan orang asing, tapi justru pasangan suami istri (ADT, 23, dan TAS, 21) yang dititipi kedua balita tersebut oleh keluarga mereka sendiri.
👶 Siapa Korbannya?
- RC (4 tahun)
- MFW (1 tahun 8 bulan)
Keduanya adalah anak sepupu dari pelaku. Orang tua kandung mereka menitipkan anak-anak ini karena bekerja di luar kota, dan menganggap pelaku bisa dipercaya untuk merawat mereka.
😢 Kronologi Penganiayaan
- Sejak 21 Juli 2024, balita-balita ini mengalami kekerasan fisik yang berulang.
- 30 Juli 2024, MFW akhirnya dibawa ke RS Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dalam kondisi kritis—penuh luka dan lebam.
- Setelah itu, barulah terungkap bahwa RC juga mengalami luka berat, dan keduanya langsung dirujuk ke RS Polri untuk perawatan intensif.
🔨 Metode Kekerasan yang Dilakukan
Menurut hasil penyelidikan, pelaku:
- Memukul korban menggunakan palu, gesper, dan penggaris besi
- Diduga membenturkan kepala anak ke tembok
- Menyekap anak-anak di dalam rumah dalam kondisi menyedihkan
🔍 Apa Motifnya?
Pelaku merasa kesal karena tidak mendapatkan bantuan keuangan dari orang tua korban, padahal sudah “merawat” anak-anak itu. Kemarahan itulah yang kemudian berubah jadi kekerasan brutal terhadap anak-anak yang tak berdaya.
👮♂️ Tindakan Hukum
- Polisi menetapkan ADT dan TAS sebagai tersangka dan menahan keduanya.
- Mereka dijerat dengan UU Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.
- Polisi juga akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pasangan tersebut, mengingat tindakan mereka sangat sadis.
🏥 Kondisi Terbaru Korban
- RC masih dalam pengawasan dokter dan butuh pemulihan jangka panjang.
- MFW dalam kondisi kritis, sempat menjalani operasi kepala.
Keduanya kini ditangani oleh pihak medis dan mendapat perhatian dari pihak Dinas Sosial dan Lembaga Perlindungan Anak.
🧡 Reaksi Masyarakat
Kasus ini bikin geram dan sedih banyak orang. Media sosial penuh dengan seruan keadilan, dan organisasi perlindungan anak mendesak agar hukum ditegakkan seberat-beratnya.
