Berniat Melerai Tawuran, PNS di Pekanbaru Malah Tembak Kepala Remaja
Pekanbaru – Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Pekanbaru, berinisial RA, harus berurusan dengan hukum setelah diduga menembak seorang remaja berusia 15 tahun di bagian kepala. Peristiwa ini terjadi saat RA disebut hendak melerai perkelahian antar kelompok remaja di kawasan Jalan Makam Pahlawan, Medan Belawan, pada Januari 2024.
Korban, RF, dilaporkan tengah keluar rumah hanya untuk membeli nasi ketika insiden berdarah itu terjadi. Namun nahas, remaja tersebut justru tertembak di bagian belakang kepala, dengan luka tembus hingga ke kening. Keluarga korban menduga kuat bahwa tembakan berasal dari arah aparat atau pihak yang sedang berupaya membubarkan aksi tawuran di lokasi tersebut.
Kasus ini memicu kemarahan masyarakat dan sorotan tajam terhadap cara penanganan konflik sosial oleh aparat sipil dan keamanan. Pihak kepolisian sempat membantah keterlibatan aparat dalam insiden penembakan tersebut, namun penyelidikan terus dilakukan dengan melibatkan saksi-saksi kunci.
RA, sang PNS, diketahui sebelumnya berpamitan kepada istrinya untuk mengikuti latihan menembak bersama Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Riau. Namun, informasi beredar bahwa ia justru diduga sedang berselingkuh, dan kejadian ini ikut dilaporkan ke Polresta Pekanbaru oleh suami dari pihak yang bersangkutan.
Pihak berwenang kini tengah memproses kasus ini dengan cermat. RA telah diperiksa dan akan menjalani prosedur hukum lebih lanjut. Di sisi lain, masyarakat mendesak agar kasus ini diusut tuntas dan menjadi pelajaran penting tentang pentingnya profesionalisme dalam membawa serta menggunakan senjata api, terutama di lingkungan sipil.
Peristiwa tragis ini menambah deretan kasus kekerasan yang melibatkan remaja di Pekanbaru. Sebelumnya, pada Maret 2025, seorang remaja bernama Reyhan Aprilian tewas akibat pengeroyokan dalam perang sarung yang melibatkan kelompok pelajar. Rangkaian kejadian ini menunjukkan bahwa persoalan tawuran remaja masih menjadi momok serius yang perlu ditangani secara komprehensif oleh aparat, sekolah, dan masyarakat.