Melawan Arah, Melawan Takdir: Tragisnya Kecelakaan di Tol Pekalongan
Sabtu pagi, 12 April 2025, jalan tol yang biasanya tenang di Pekalongan berubah menjadi saksi bisu tragedi yang mencengangkan. Di kilometer 332 jalur B arah Jakarta, sebuah mobil Honda BR-V dengan kecepatan tinggi melaju melawan arah. Tindakan yang tak hanya membahayakan dirinya sendiri, tapi juga ratusan pengguna jalan lainnya.
Mobil itu, dengan nomor polisi F 1859 MO, sebelumnya berhenti di Rest Area KM 319. Tak ada yang menyangka bahwa usai istirahat singkat itu, pengemudi mobil tersebut malah mengambil keputusan fatal: putar balik dan masuk ke jalur tol berlawanan arah. Sebuah manuver yang jelas melanggar aturan, namun lebih dari itu—sangat berbahaya.
Beberapa kilometer kemudian, di jalur yang sama, sebuah bus PO Fransindo Trans sedang membawa rombongan suporter Persebaya Surabaya, Bonek, menuju Jakarta. Mereka dalam perjalanan mendukung tim kesayangan bertanding melawan Persija Jakarta. Suasana di dalam bus dipenuhi semangat dan nyanyian khas tribun stadion.
Lalu—tabrakan pun terjadi.
Benturan keras tak terhindarkan. Mobil BR-V yang melaju melawan arah menabrak langsung bagian depan bus. Tubrukan itu membuat bagian depan mobil remuk total, dan pengemudi tewas di tempat. Bus pun mengalami kerusakan cukup parah, namun seluruh penumpang selamat. Hanya syok dan ketegangan yang tersisa.
Ketika polisi datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara, publik dibuat lebih terkejut lagi. Hasil tes urine menunjukkan bahwa sopir Honda BR-V positif mengandung obat penenang. Obat yang seharusnya digunakan dalam pengawasan medis, namun malah dikonsumsi dalam situasi tak terkendali, dan kemungkinan besar mempengaruhi kesadarannya saat menyetir.
AKP Rony Hidayat, Kasat Lantas Polres Pekalongan, membenarkan bahwa kondisi pengemudi saat kecelakaan tidak stabil secara mental maupun fisik. Belum diketahui pasti apakah sang sopir sengaja melakukan aksi nekat itu atau dalam kondisi linglung akibat efek obat.
Kini, satu nyawa hilang di jalan tol. Rombongan suporter selamat, namun perjalanan mereka terganggu oleh bayang-bayang kecelakaan mengerikan. Sebuah tragedi yang seharusnya bisa dicegah—jika pengemudi berada dalam kondisi sadar dan tidak mengonsumsi zat berbahaya.