Korbannya Diduga Banyak, Modus Bejat Dokter PPDS RSHS Bandung Sama, Ambil Darah, DNA dan Dibius

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Korbannya Diduga Banyak, Modus Bejat Dokter PPDS RSHS Bandung Sama, Ambil Darah, DNA dan Dibius

Kasus yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung ini sangat mengejutkan dan memprihatinkan, karena melibatkan seorang dokter muda dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang diduga melakukan tindakan kejahatan seksual terhadap keluarga pasien.

Kronologi Kasus Dugaan Pemerkosaan oleh Dokter PPDS RSHS

Pada tanggal 18 Maret 2025, seorang perempuan berinisial FH, yang merupakan keluarga pasien, mengalami kejadian yang diduga sebagai pemerkosaan. Saat itu, FH sedang berada di rumah sakit dan diminta untuk melakukan transfusi darah. Namun, yang mencurigakan adalah:

  • Korban diminta datang sendirian ke ruang tindakan.
  • Di ruangan tersebut, dokter PPDS diduga menyuntikkan zat tertentu yang membuat korban tidak sadarkan diri.
  • Ketika korban sadar, ia merasakan nyeri di area intim, yang membuatnya curiga telah terjadi tindakan asusila.
  • Korban kemudian melapor kepada pihak rumah sakit dan juga ke polisi.

Modusnya Diduga Sama ke Banyak Korban

Dari laporan dan hasil investigasi awal, modus yang digunakan terduga pelaku ini tampak berulang:

  • Meminta korban datang sendiri,
  • Mengambil sampel darah dan DNA,
  • Lalu membius korban dengan alasan medis.

Karena pola ini terstruktur dan dilakukan di lingkungan rumah sakit, ada dugaan lebih banyak korban yang belum melapor atau masih takut berbicara.

Tindakan dari Pihak Berwenang

  • Kementerian Kesehatan telah mencabut STR (Surat Tanda Registrasi) dokter tersebut, yang artinya ia tidak boleh lagi berpraktik medis.
  • Polisi juga telah menetapkan dokter PPDS ini sebagai tersangka.
  • RSHS dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) langsung melakukan evaluasi internal terhadap sistem dan pengawasan di lingkungan pendidikan PPDS mereka.

Konteks Lain: Kasus Perundungan

Selain kasus pemerkosaan ini, tahun lalu RSHS juga diguncang kasus perundungan berat di kalangan dokter PPDS.

  • Dua dokter senior diketahui melakukan perundungan brutal terhadap junior mereka.
  • Akibatnya, keduanya diberhentikan secara permanen dari program pendidikan.

Kasus-kasus ini membuka mata banyak pihak tentang pentingnya pengawasan lebih ketat dalam lingkungan pendidikan dokter spesialis, yang selama ini tertutup dan hirarkis. Etika dan keselamatan harus menjadi prioritas, bukan hanya pencapaian akademik.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.