PBB Desak Akses BBM ke Gaza: Warga di Ambang Kelaparan dan Ancaman Wabah Penyakit
Gaza – 13 Juli 2025 — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mengeluarkan seruan mendesak kepada komunitas internasional untuk segera membuka akses pasokan bahan bakar (BBM) ke Jalur Gaza. Dalam kondisi yang semakin memburuk, lebih dari dua juta warga sipil kini hidup di bawah ancaman kelaparan massal dan wabah penyakit akibat runtuhnya total layanan publik yang bergantung pada energi.
Sejak pengiriman terakhir pada Maret 2025, Gaza praktis tidak menerima suplai BBM apa pun selama lebih dari 130 hari. Walaupun pada awal Juli sebuah konvoi bantuan berhasil menyalurkan sekitar 75.000 liter solar, badan-badan PBB menilai jumlah itu “jauh dari cukup” — bahkan tak mampu menopang layanan darurat selama sehari penuh.
“Tanpa bahan bakar, tidak ada air bersih. Tanpa bahan bakar, tidak ada rumah sakit. Tanpa bahan bakar, tidak ada kehidupan,” tegas Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam pernyataannya, Sabtu (12/7).
Sistem Kemanusiaan Kolaps
Ketiadaan BBM menyebabkan berbagai layanan vital di Gaza lumpuh total. Rumah sakit terpaksa mematikan generator, menyebabkan unit-unit penting seperti NICU, ICU, hingga bank darah berhenti beroperasi. Ambulans tak lagi bisa bergerak, dan alat bantu napas di banyak ruang rawat tidak bisa dinyalakan.
Sistem distribusi air dan sanitasi juga ikut lumpuh. Pompa air tidak berjalan, dan limbah menumpuk di jalanan, memicu penyebaran penyakit menular seperti diare, infeksi pernapasan, dan meningitis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa Gaza berisiko mengalami wabah besar jika BBM tidak segera dikirim dalam jumlah memadai.
Ancaman Kelaparan Meningkat
Krisis bahan bakar ini memperparah kelangkaan pangan yang sudah terjadi selama berbulan-bulan. Data PBB menunjukkan bahwa sejak akhir Mei, hampir 800 warga sipil tewas ketika mencoba mengakses bantuan makanan. Anak-anak paling terdampak, dengan kasus malnutrisi akut meningkat lebih dari 140 persen hanya dalam empat bulan terakhir.
“Situasi ini tidak hanya menyedihkan, tapi benar-benar mematikan,” ujar perwakilan World Food Programme (WFP), yang juga menyoroti bahwa seluruh jaringan distribusi pangan kini terhenti karena ketiadaan transportasi dan pendingin.
Tekanan Internasional Meningkat
PBB, bersama tujuh badan kemanusiaan lainnya termasuk UNRWA dan OCHA, mendesak pemerintah Israel agar segera membuka jalur distribusi bahan bakar secara tetap. Meski ada laporan bahwa sejumlah negara Eropa tengah menegosiasikan “koridor kemanusiaan” untuk pengiriman BBM dan makanan, volume dan konsistensinya dinilai belum cukup untuk menghentikan laju kehancuran.
Hingga kini, belum ada respons konkret dari pemerintah Israel yang masih memberlakukan pembatasan ketat terhadap semua bentuk pengiriman logistik ke Gaza.
Gaza di Ambang Kematian Massal
Dengan kombinasi kelaparan, kolapsnya layanan kesehatan, dan potensi wabah besar, PBB memperingatkan bahwa Gaza kini berada di ambang bencana kemanusiaan total. Tanpa tindakan segera dari dunia internasional, jutaan nyawa bisa hilang bukan karena perang, tapi karena kehabisan air, makanan, dan udara bersih untuk bernapas.
“Yang kami minta bukan senjata, bukan uang — hanya bahan bakar untuk bisa bertahan hidup,” ujar seorang tenaga medis di Gaza, yang kini bekerja tanpa lampu dan tanpa alat medis listrik di ruang perawatan darurat.
Situasi di Gaza kini bukan hanya soal konflik, tapi soal keberlangsungan hidup. Dan waktu untuk bertindak — seperti yang ditegaskan oleh PBB — semakin habis.