TNI Periksa Prajurit Diduga Aniaya Prada Lucky, Tegaskan Dijerat Hukum Militer

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
TNI Periksa Prajurit Diduga Aniaya Prada Lucky, Tegaskan Dijerat Hukum Militer

TNI Periksa Prajurit Diduga Aniaya Prada Lucky, Tegaskan Proses Hukum Militer Berjalan Tegas

Kupang, 7 Agustus 2025 – Suasana duka masih menyelimuti keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI Angkatan Darat yang meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan. Dugaan kuat bahwa ia menjadi korban penganiayaan oleh seniornya di lingkungan militer memicu gelombang reaksi dari publik dan institusi. Kini, TNI menyatakan tengah memeriksa sejumlah prajurit yang diduga terlibat, dan menegaskan bahwa mereka akan dijerat dengan hukum militer secara tegas.

Prada Lucky, prajurit muda berusia 23 tahun, ditemukan dalam kondisi kritis dan sempat dirawat di ICU RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Tubuhnya penuh luka lebam, luka sayatan, hingga bekas sundutan rokok. Lebih memilukan, sebelum meninggal, Prada Lucky sempat mengaku kepada dokter bahwa dirinya telah dianiaya oleh senior di dalam barak.

Polisi Militer Ambil Alih Kasus

Kepala Penerangan Korem 161/Wira Sakti, Mayor Inf Sugeng, menyatakan bahwa kasus tersebut kini ditangani oleh Subdenpom IX/1-1 Ende. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan, termasuk rekan-rekan satu barak dan petugas medis. Pihak TNI berjanji proses hukum tidak akan ditutup-tutupi.

“Kami tegaskan, siapa pun yang terbukti bersalah, akan diproses sesuai hukum militer yang berlaku. TNI tidak mentoleransi tindakan kekerasan di lingkungan kesatuan,” ujar Mayor Sugeng dalam pernyataan resminya.

Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi mengenai jumlah terduga pelaku ataupun apakah sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

Keluarga Terpukul, Tuntut Keadilan

Orangtua Prada Lucky, yang tinggal di Rote Ndao, mengaku sangat terpukul. Sang ibu bahkan mengaku mendapat “firasa” lewat mimpi, sebelum akhirnya menerima kabar bahwa anaknya terkulai lemas dengan kondisi organ tubuh rusak parah.

“Saya lihat sendiri tubuh anak saya. Banyak luka. Paru-parunya bocor, ginjalnya rusak. Ini bukan kecelakaan. Kami minta keadilan,” ujar sang ayah, dengan suara bergetar.

Pihak keluarga pun berharap kasus ini ditangani secara transparan dan tidak diselesaikan secara internal tanpa pengawasan publik.

Tekanan Publik terhadap Kultur Kekerasan di Militer

Kasus Prada Lucky kembali memunculkan pertanyaan lama: sejauh mana kultur kekerasan dan senioritas ekstrem masih bertahan di tubuh militer Indonesia? Meskipun TNI telah melakukan berbagai reformasi, sejumlah kasus serupa di masa lalu menunjukkan bahwa kekerasan di lingkungan asrama belum sepenuhnya hilang.

Aktivis HAM dan pengamat militer pun mendesak agar proses hukum tidak hanya menyentuh pelaku langsung, tapi juga mengaudit sistem pengawasan di kesatuan tempat Prada Lucky bertugas.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.