Tribute Duo Timnas Indonesia, Maarten Paes dan Ole Romeny, Untuk Mendiang Diogo Jota
Dalam suasana yang penuh duka, dua pemain muda asal Indonesia—Maarten Paes dan Ole Romeny—yang kini bermain di Eropa, memberikan penghormatan mereka untuk mendiang Diogo Jota. Meskipun Paes dan Romeny lebih dikenal dalam lingkup sepak bola Indonesia, kedekatan mereka dengan Jota tidak terelakkan, baik karena persahabatan di lapangan maupun karena rasa hormat yang mendalam terhadap talenta dan semangat profesionalismenya.
Maarten Paes: "Jota adalah Pemain yang Menginspirasi"
Maarten Paes, penjaga gawang yang kini bermain di Belanda, tak dapat menyembunyikan rasa kehilangan saat mendengar kabar duka tentang kepergian Jota. Meski mereka tidak pernah menjadi rekan satu tim di level klub, Paes menyebut Jota sebagai sosok yang menginspirasi banyak pemain muda di Eropa, termasuk dirinya.
"Saya mengenal Diogo Jota hanya sebatas di lapangan dan melalui media sosial. Namun, saya sangat menghargai permainan dan dedikasinya. Dia adalah contoh sempurna bagaimana seorang pemain bisa terus berkembang tanpa henti. Kami semua kehilangan sosok yang sangat berbakat," kata Paes dalam sebuah wawancara.
Paes juga menambahkan bahwa meskipun mereka berasal dari dua dunia sepak bola yang berbeda—Jota di Liga Premier Inggris dan dirinya di Eredivisie Belanda—mereka saling mendukung satu sama lain sebagai sesama profesional yang mengedepankan semangat sportivitas.
Ole Romeny: "Bintang yang Akan Selalu Dikenang"
Sementara itu, Ole Romeny, penyerang muda yang kini bermain di klub Prancis, mengungkapkan rasa hormatnya melalui sebuah pesan emosional yang dibagikan di media sosial. Romeny dan Jota pernah bertemu beberapa kali dalam berbagai event internasional, dan Romeny merasa sangat terhormat dapat berinteraksi dengan salah satu pemain terbaik di dunia.
"Diogo adalah pemain yang luar biasa. Saya masih ingat pertama kali melihat dia bermain di Liga Premier, cara dia mencetak gol dan membuat perbedaan di setiap pertandingan. Jota adalah contoh bagi kita semua bagaimana menjadi pemain yang tak hanya berbakat, tapi juga pekerja keras," ungkap Romeny dengan penuh emosi.
Romeny juga mengenang momen-momen kecil yang membuatnya lebih menghargai Jota sebagai pribadi, bukan hanya sebagai pemain. "Dia selalu ramah, tidak pernah merasa lebih besar dari yang lainnya. Itu adalah kualitas yang langka, terutama bagi pemain yang sudah mencapai tingkat kesuksesan seperti dia."
Momen Mengharukan dan Penghormatan Seluruh Dunia
Sebagai bagian dari penghormatan untuk Jota, Paes dan Romeny ikut serta dalam acara virtual yang digelar oleh fans dan keluarga Jota, di mana mereka memberikan ucapan belasungkawa serta berbagi kenangan tentang sosok sang pemain. Di beberapa pertandingan yang dihadiri kedua pemain tersebut, mereka mengenakan ban lengan hitam sebagai tanda penghormatan untuk Jota.
Sebagai bentuk tribute, fans sepak bola dari berbagai belahan dunia juga turut meramaikan media sosial dengan hashtag #JotaForever, mengingatkan semua orang tentang kehebatan Jota baik di dalam maupun luar lapangan. Tidak hanya di kalangan pemain profesional, tetapi Jota juga dikenang oleh para penggemar sepak bola di seluruh dunia, terutama mereka yang menyaksikan performa luar biasanya di Liverpool dan timnas Portugal.
Kenangan yang Tak Akan Pernah Luntur
Diogo Jota mungkin telah pergi, namun warisan yang ia tinggalkan—baik sebagai pemain dan manusia—akan terus menginspirasi banyak orang. Baik Maarten Paes maupun Ole Romeny mengingatkan kita bahwa sepak bola adalah lebih dari sekedar permainan; ini tentang komunitas, persahabatan, dan menginspirasi generasi berikutnya.
Kedua pemain muda ini, meskipun berasal dari Indonesia, menggambarkan betapa Jota telah meninggalkan dampak besar di dunia sepak bola internasional, tak hanya melalui pencapaian di lapangan, tetapi juga melalui sikapnya yang rendah hati dan selalu mengutamakan tim.
Penghormatan ini, meskipun datang dari jauh, menjadi bukti bahwa kebaikan dan kehebatan seorang pemain, seperti Diogo Jota, akan selalu dikenang—termasuk oleh mereka yang berasal dari penjuru dunia yang bahkan tidak pernah bermain satu tim dengannya.