Dipukul Brimob, Umar Ojol Tersadar di Rumah Sakit: “Saya Hanya Antar Pesanan”
Jakarta, 28 Agustus 2025 — Seorang driver ojek online (ojol), Mochamad Umar Amarudin (32), tak pernah menyangka malam itu akan menjadi salah satu pengalaman paling traumatis dalam hidupnya. Niatnya hanya mengantar pesanan pelanggan di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. Namun, nasib berkata lain—ia malah menjadi korban kekerasan dalam kericuhan demo yang pecah di sekitar Gedung DPR RI.
Umar, yang saat itu mengenakan jaket ojek dan membawa ponsel untuk mengantar pesanan, tidak menyangka akan disangka sebagai bagian dari massa aksi. Saat melewati kawasan yang sedang mencekam, ia dihampiri oleh sejumlah aparat berseragam. Belum sempat menjelaskan maksud kedatangannya, Umar mengaku langsung dipukuli dan dilempar.
“Saya dipukul Brimob. Saya enggak sadar apa-apa, tahu-tahu sudah ada di rumah sakit,” ujar Umar saat ditemui di RS Pelni, Jakarta Barat, tempat ia dirawat pasca insiden.
Keterangan ini diperkuat oleh pengacara keluarga, Tusyana Priyatin, yang menyatakan bahwa Umar mengalami luka cukup serius. “Bagian dada ada retak, kepala memar, dan ia kehilangan motornya serta handphone yang digunakan untuk bekerja,” ujarnya.
Dikira Meninggal, Ternyata Selamat
Keluarga sempat mendapat kabar simpang siur bahwa Umar tewas dalam insiden tersebut. Namun kemudian diketahui bahwa korban jiwa dalam peristiwa itu adalah rekan sesama ojol bernama Affan Kurniawan. Umar sendiri ditemukan dalam keadaan tidak sadar dan dibawa ke rumah sakit.
Pada Jumat (29/8), Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka datang langsung menjenguk Umar di RS Pelni. Dalam kesempatan itu, Umar menceritakan seluruh kronologi kejadian yang dialaminya, termasuk dugaan kekerasan yang dilakukan oleh aparat. Gibran mendengarkan dengan serius dan berjanji akan menindaklanjuti kasus tersebut.
Dipulangkan, Umar Sampaikan Pesan Damai
Setelah beberapa hari dirawat, kondisi Umar mulai membaik. Pada Senin (1/9), ia diperbolehkan pulang ke kampung halamannya di Sukabumi, Jawa Barat. Pemerintah Kabupaten Sukabumi turut memfasilitasi pemulangan Umar, dan Bupati Sukabumi bahkan menjemputnya langsung dari rumah sakit.
Sebelum pulang, Umar menyampaikan pesan menyentuh kepada sesama rekan ojol di seluruh Indonesia. Dalam video pendek yang beredar luas di media sosial, ia berkata:
“Saya Umar, driver ojol yang sempat dirawat di RS Pelni. Alhamdulillah saya sudah membaik dan hari ini bisa pulang. Saya mohon kepada semua rekan ojol, jangan terpancing emosi, jangan berbuat anarki. Kita harus saling jaga.”
Pesan itu disambut haru dan dukungan luas dari komunitas ojol dan masyarakat umum. Umar kini menjadi simbol peringatan bahwa dalam situasi genting, warga sipil kerap menjadi korban salah sasaran.
Penutup
Kisah Umar menjadi pengingat keras bahwa penanganan kerusuhan harus tetap menjunjung tinggi asas kehati-hatian dan perlindungan terhadap warga sipil yang tidak terlibat. Ia tidak membawa spanduk, tidak meneriakkan tuntutan, dan tidak berbaris dalam kerumunan—Umar hanya sedang bekerja.
Kini, Umar kembali ke keluarganya untuk memulihkan kondisi. Namun luka fisik dan batin akibat malam kelam itu mungkin akan terus membekas. Yang pasti, masyarakat menanti tindak lanjut serius dari pemerintah dan aparat terhadap dugaan kekerasan yang menimpanya.