Sekolah Rakyat Resmi Diperkenalkan: Anak Miskin Ekstrem Akan Disekolahkan, Diberi Tempat Tinggal dan Makan 3 Kali Sehari
Jakarta, 9 Juli 2025 – Pemerintah melalui Istana Kepresidenan resmi mengumumkan peluncuran program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif pendidikan berasrama yang dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Program ini menjadi salah satu upaya strategis Presiden Prabowo Subianto dalam menekan angka kemiskinan ekstrem menuju nol persen pada tahun 2026.
Juru Bicara Presiden Bidang Sosial, Ali Mochtar Ngabalin, menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar sekolah formal biasa, melainkan sistem pendidikan penuh dengan pendekatan holistik. Anak-anak yang masuk dalam kategori keluarga miskin ekstrem akan disediakan tempat tinggal (asrama) dan konsumsi tiga kali sehari, seluruhnya ditanggung negara.
“Sekolah Rakyat ini bukan menggantikan sekolah umum, melainkan menjangkau anak-anak yang selama ini tidak bisa mengakses sekolah formal meskipun gratis. Kita siapkan mereka secara menyeluruh: tempat tinggal, makan, pendidikan, hingga karakter,” ujar Ngabalin di Istana, Selasa (8/7).
Program ini menyasar anak-anak dari keluarga di desil 1 dan 2, yang merupakan lapisan termiskin dalam klasifikasi ekonomi nasional. Seleksi akan dilakukan ketat berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan asesmen kesiapan belajar. Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan kerja sama lintas kementerian, termasuk Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Agama.
Sekolah Rakyat akan memulai tahap awal pada Juli 2025 dengan membangun 100 sekolah berasrama di berbagai daerah, dengan target jangka panjang setiap kabupaten memiliki minimal satu sekolah semacam ini.
Tidak hanya fokus pada siswa, pemerintah juga akan memberikan pendampingan ekonomi bagi keluarga siswa, termasuk pelatihan keterampilan dan bantuan permodalan agar keluarga dapat mandiri secara ekonomi.
Menteri Sosial Tri Rismaharini sebelumnya menegaskan bahwa Sekolah Rakyat hadir untuk memutus rantai kemiskinan antar-generasi, yang selama ini sulit diberantas hanya dengan bantuan sosial. “Kita ingin anak-anak dari keluarga miskin ekstrem ini tidak hanya sekolah, tapi juga punya kesempatan hidup layak dan masa depan yang lebih baik,” ujar Risma dalam pernyataan resminya.
Dengan pendekatan asrama, fasilitas penuh, dan intervensi keluarga, pemerintah berharap anak-anak dari kalangan termiskin bisa memiliki pijakan yang sama dalam mengakses pendidikan berkualitas, membangun karakter, dan berdaya secara ekonomi di masa depan.