Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, PT Jasa Marga, melalui anak perusahaannya PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT JJC), melaporkan adanya lonjakan jumlah kendaraan yang melewati Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) yang menghubungkan Jakarta dan kawasan Jabodetabek menuju wilayah timur Jawa Barat. Lonjakan ini terlihat sangat signifikan, terutama pada hari H-4, yang jatuh pada Kamis, 27 Maret 2025.
Pada hari tersebut, tercatat sebanyak 55.377 kendaraan meninggalkan Jakarta melalui jalan layang MBZ. Angka ini mencatatkan kenaikan yang sangat tinggi, yaitu sekitar 145,88% lebih banyak dibandingkan dengan kondisi lalu lintas normal yang biasanya hanya berada di kisaran 22.522 kendaraan. Lonjakan volume kendaraan ini menjadi indikasi kuat akan meningkatnya mobilitas masyarakat, khususnya yang melakukan perjalanan mudik untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman.
Sejak H-10 atau sepuluh hari sebelum Idul Fitri, hingga H-4, jumlah total kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui ruas jalan tol MBZ telah mencapai 275.419 kendaraan. Ini menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 58,18% dibandingkan dengan lalu lintas normal yang rata-rata hanya mencatatkan 174.120 kendaraan. Peningkatan ini tentu saja mengindikasikan adanya potensi kepadatan lalu lintas yang lebih besar seiring semakin dekatnya hari raya.
Untuk mengantisipasi hal ini, PT Jasa Marga dan PT JJC memberikan beberapa imbauan dan pengingat kepada para pengguna jalan tol yang melintasi ruas jalan layang MBZ. Mereka mengingatkan agar pengemudi selalu mengutamakan keselamatan dengan melakukan persiapan yang matang sebelum berangkat, seperti memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima. Hal ini sangat penting agar perjalanan dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang bisa membahayakan keselamatan. Pengemudi juga diminta untuk memeriksa kecukupan bahan bakar serta daya listrik kendaraan, terutama bagi kendaraan listrik yang semakin banyak digunakan, untuk memastikan tidak terjadi masalah di tengah perjalanan.
Selain itu, penting bagi pengemudi untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas yang ada dan mengikuti arahan petugas, terutama ketika terjadinya kepadatan lalu lintas yang mungkin terjadi selama puncak arus mudik. Pihak Jasa Marga juga berusaha mengatur dan mengelola situasi di jalan tol agar arus lalu lintas tetap terjaga dan tidak mengalami kemacetan yang panjang.
Seiring dengan lonjakan kendaraan tersebut, ada kebijakan penting lainnya yang diterapkan oleh pihak Jasa Marga untuk menjaga keselamatan dan kelancaran perjalanan. Sejak 24 Maret 2025, kendaraan dengan jumlah sumbu tiga atau lebih, seperti truk dan bus besar, dilarang melintas di Jalan Layang Tol MBZ. Kebijakan ini diterapkan untuk mencegah terjadinya kemacetan dan untuk mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin timbul akibat banyaknya kendaraan besar yang mengakses ruas jalan yang lebih terbatas kapasitasnya tersebut.
Selain itu, keputusan ini juga dibuat mengingat arus kendaraan selama periode mudik sangat padat, sehingga kendaraan besar yang lebih sulit bergerak di jalan layang akan menambah kepadatan dan berpotensi memperburuk situasi lalu lintas. Dengan adanya larangan ini, diharapkan hanya kendaraan pribadi dan kendaraan kecil yang melintas di Jalan Layang MBZ, sehingga arus mudik bisa lebih teratur dan lancar.
Kenaikan volume kendaraan ini memang merupakan hal yang sudah diprediksi, mengingat tradisi mudik Lebaran yang selalu membawa dampak signifikan terhadap peningkatan jumlah kendaraan yang keluar dari Jakarta. Pada saat ini, banyak masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi karena dirasa lebih fleksibel dan nyaman dibandingkan menggunakan transportasi umum. Peningkatan jumlah kendaraan ini menunjukkan betapa pentingnya infrastruktur jalan tol seperti MBZ dalam mendukung kelancaran arus mudik dan perjalanan masyarakat.
Selain itu, keberadaan Jalan Layang MBZ yang menghubungkan Jakarta dengan kawasan timur Jawa Barat, seperti Bekasi, Cikarang, dan Karawang, telah menjadi jalur utama bagi pemudik yang ingin melanjutkan perjalanan mereka ke daerah-daerah di luar Jabodetabek. Dengan panjang jalan yang cukup signifikan dan keberadaan beberapa rest area, jalan tol ini cukup menjadi pilihan utama bagi banyak pengemudi yang ingin menghindari kemacetan di jalan-jalan utama.
Namun, meskipun jalan tol telah berfungsi dengan baik, kepadatan yang sangat tinggi tetap menjadi tantangan, baik bagi pengelola jalan tol maupun pengguna jalan itu sendiri. Oleh karena itu, selain imbauan yang disampaikan oleh Jasa Marga, penting bagi pengemudi untuk tetap menjaga ketertiban dan kedisiplinan selama perjalanan. Meskipun ada peningkatan volume kendaraan yang sangat besar, jika semua pihak mengikuti aturan dan prosedur yang ada, diharapkan perjalanan mudik dapat berjalan lebih aman dan nyaman.
Sebagai kesimpulan, lonjakan kendaraan yang melintasi Jalan Layang MBZ menjelang Idul Fitri 2025 adalah refleksi dari fenomena mudik yang tidak bisa dihindari setiap tahunnya. Pihak pengelola jalan tol, seperti PT Jasa Marga, terus berupaya menjaga kelancaran arus lalu lintas dengan berbagai imbauan dan kebijakan, seperti pembatasan kendaraan besar dan pengaturan kepadatan, guna meminimalkan potensi kecelakaan dan kemacetan. Sebagai pengemudi, kita juga harus bertanggung jawab untuk memastikan perjalanan kita aman dan nyaman, sehingga kita dapat merayakan Lebaran dengan hati yang tenang.