Ketegangan Iran-Israel Memanas, Pertamina Evakuasi Pekerja dari Irak
Jakarta, 30 Juni 2025 — Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel berdampak langsung pada operasional perusahaan-perusahaan internasional di kawasan Timur Tengah, termasuk PT Pertamina. Melalui anak usahanya, Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP), perusahaan energi pelat merah tersebut telah memulangkan tujuh pekerjanya dari Basra, Irak, sebagai langkah antisipatif terhadap potensi eskalasi konflik.
Evakuasi dilakukan secara hati-hati mulai 19 Juni 2025. Para pekerja atau yang disebut perwira PIEP itu dievakuasi melalui jalur darat dari Basra menuju Kuwait, yang dinilai sebagai jalur paling aman. Setelah tiba dengan selamat di Kuwait, mereka kemudian diterbangkan ke Jakarta dan tiba pada 23 Juni 2025.
Direktur Utama PIEP, Dedy Iman Rachman, menjelaskan bahwa proses evakuasi dilakukan melalui koordinasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, KBRI Baghdad dan KBRI Kuwait, serta Direktorat Perlindungan WNI. Selama proses berlangsung, komunikasi dengan keluarga para pekerja juga dijaga secara aktif untuk memastikan transparansi dan ketenangan pihak keluarga di tanah air.
“Langkah ini merupakan bentuk nyata komitmen Pertamina dalam mengutamakan keselamatan dan keamanan para pekerjanya, khususnya di wilayah dengan risiko tinggi,” ujar Dedy dalam keterangan persnya.
Selain evakuasi pekerja, Pertamina juga menyiapkan sejumlah strategi mitigasi untuk memastikan keberlanjutan pasokan energi nasional. Salah satunya adalah dengan menyiapkan rute alternatif pengiriman minyak melalui Oman, India, hingga Amerika Serikat, guna menghindari jalur rawan konflik seperti Selat Hormuz.
Pertamina juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) untuk memantau perkembangan harga dan pasokan minyak dunia akibat ketidakstabilan di kawasan.
Langkah cepat Pertamina ini menjadi contoh penting bagaimana perusahaan negara menyeimbangkan antara kepentingan bisnis dan keselamatan SDM di tengah krisis internasional. Dengan situasi di Timur Tengah yang masih fluktuatif, pemantauan dan evaluasi lanjutan akan terus dilakukan.