Prabowo Ungkap Hasil Kunjungan ke 6 Negara Selama 15 Hari: Bawa Pulang Komitmen Investasi dan Kerja Sama Strategis
Jakarta – 16 Juli 2025 — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akhirnya kembali ke Tanah Air setelah melakukan kunjungan luar negeri selama 15 hari ke enam negara berbeda. Dalam pernyataannya setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Prabowo mengungkap sejumlah hasil konkret dari lawatan diplomatik yang ia sebut sebagai “sangat produktif dan menguntungkan bagi Indonesia.”
Enam negara yang dikunjungi meliputi Arab Saudi, Inggris, Brasil, Belgia, Prancis, dan Belarus. Prabowo menyebut kunjungan ini sebagai bagian dari upaya memperluas jaringan kerja sama internasional Indonesia di bidang investasi, perdagangan, teknologi, dan pertahanan.
Komitmen Investasi dan Kerja Sama Ekonomi
Di Arab Saudi, Prabowo bertemu langsung dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Hasil pertemuan tersebut mencakup komitmen investasi sektor energi dan rencana pembangunan perkampungan haji permanen di Mekkah khusus untuk jamaah asal Indonesia. “Ini akan mempermudah pelayanan haji jangka panjang,” ujar Prabowo.
Selanjutnya, di Inggris, Prabowo berhasil menarik minat 19 perusahaan besar yang berkomitmen menanamkan investasi senilai 8,5 miliar dolar AS. Pertemuan dengan para investor dan pemimpin bisnis di London difokuskan pada sektor teknologi, energi baru, dan infrastruktur.
Di Belgia, Prabowo menghadiri perundingan akhir Indonesia–European Union CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Kesepakatan ini membuka akses perdagangan lebih luas dengan tarif 0% bagi berbagai produk Indonesia ke Eropa.
Penguatan Posisi Diplomatik
Saat menghadiri KTT BRICS di Brasil, Prabowo bertemu Presiden Luiz Inácio Lula da Silva. Keduanya sepakat memperkuat kerja sama perdagangan pertanian, kehutanan, dan ketahanan pangan. Prabowo juga mendorong akses produk tropis Indonesia di pasar Amerika Latin.
Di Prancis, Prabowo menjadi tamu kehormatan dalam peringatan Bastille Day (Hari Nasional Prancis). Delegasi Indonesia bahkan mendapat kehormatan memimpin defile militer internasional di Paris—langkah simbolik yang menandai kedekatan hubungan pertahanan RI–Prancis.
Lawatan ditutup di Belarus, dengan pembahasan kerja sama strategis dalam bidang pupuk, teknologi pertanian, dan eksplorasi mineral. Belarus juga menyatakan minat untuk menjajaki proyek bersama di bidang manufaktur alat berat dan logistik regional.
Presiden: “Capaian Ini Bukan Sekadar Simbolik”
Prabowo menegaskan bahwa seluruh hasil kunjungan ini tidak bersifat simbolik semata. Menurutnya, komitmen-komitmen yang didapat berasal langsung dari para mitra internasional, dan kini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk segera menindaklanjuti.
“Kunjungan ini menghasilkan capaian yang nyata dan penting untuk masa depan ekonomi serta posisi global Indonesia. Sekarang tugas kita adalah mengamankan dan merealisasikannya,” ujarnya.
Kesimpulan:
Kunjungan luar negeri Presiden Prabowo selama dua pekan mencerminkan arah diplomasi Indonesia yang semakin aktif dan strategis. Dengan membawa pulang hasil berupa komitmen investasi miliaran dolar, pembukaan pasar bebas, serta penguatan hubungan bilateral di bidang pertahanan dan ekonomi, Indonesia kini kian mantap memperluas perannya di panggung global.
Pemerintah selanjutnya akan fokus pada implementasi kesepakatan, termasuk mendorong sektor industri domestik agar mampu memanfaatkan peluang dari kerja sama internasional yang telah dirintis dalam kunjungan tersebut.