Usulan Trump Tarif 200% Bikin Industri Farmasi AS Guncang: Harga Obat Terancam Naik Gila-gilaan

· 4 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Usulan Trump Tarif 200% Bikin Industri Farmasi AS Guncang: Harga Obat Terancam Naik Gila-gilaan

Usulan Trump Terapkan Tarif 200% Guncang Industri Farmasi AS, Harga Obat Terancam Melonjak

Washington, 12 Juli 2025 — Mantan Presiden AS Donald Trump kembali mengguncang industri global setelah mengusulkan penerapan tarif impor sebesar 200% terhadap produk farmasi asing yang masuk ke Amerika Serikat. Usulan ini, yang ia sampaikan dalam pidatonya pekan ini, diklaim sebagai langkah strategis untuk memaksa perusahaan farmasi memindahkan basis produksi ke dalam negeri.

Trump menyebut tarif tersebut sebagai bagian dari visi besar untuk "mengembalikan produksi obat-obatan ke tanah Amerika." Namun, dampak dari wacana ini langsung menggema di kalangan pelaku industri, analis keuangan, dan komunitas medis.

“Kami tidak akan membiarkan China atau India mendikte harga obat di Amerika. Kita akan kembalikan kendali itu ke tangan rakyat kita sendiri,” ujar Trump di hadapan para pendukungnya di Pennsylvania.

Harga Obat Terancam Naik Tajam

Meski belum diberlakukan secara resmi—Trump menyebut implementasi tarif ini mungkin baru terjadi dalam 12 hingga 18 bulan mendatang—banyak pihak memperingatkan potensi lonjakan harga obat, khususnya obat generik yang digunakan oleh jutaan warga AS.

Data dari lembaga konsultan Ernst & Young menunjukkan bahwa bahkan tarif 25% saja dapat meningkatkan total pengeluaran obat-obatan di AS hingga $51 miliar per tahun, atau sekitar 12,9% dari pengeluaran saat ini. Jika tarif melonjak ke 200%, para ahli memperkirakan dampaknya bisa jauh lebih drastis.

“Tarif setinggi itu akan membuat distribusi obat generik tidak lagi menguntungkan, dan banyak produsen bisa menghentikan pasokan,” kata seorang analis di UBS.

Rantai Pasok dan Risiko Kekurangan Obat

Ketergantungan AS terhadap bahan baku aktif (API) dari luar negeri sangat tinggi, khususnya dari India dan Tiongkok. Lebih dari 90% resep yang ditebus di AS menggunakan obat generik, yang sebagian besar bergantung pada komponen impor.

Jika tarif diberlakukan, para pelaku industri memperingatkan akan adanya gangguan rantai pasok, keterlambatan produksi, dan risiko kekurangan obat-obatan penting di rumah sakit dan apotek.

“Kebijakan ini bisa menciptakan badai pasokan di sektor kesehatan,” ujar Asosiasi Produsen Obat Generik AS (AAM) dalam pernyataannya.

Reaksi Pasar: Skeptis Namun Waspada

Menariknya, pasar saham justru tidak terlalu terguncang oleh pengumuman Trump ini. Saham perusahaan farmasi besar cenderung stabil, bahkan beberapa menguat. Investor tampaknya menilai pernyataan Trump sebagai bagian dari strategi kampanye dan bukan kebijakan yang segera diterapkan.

“Selama belum ada kepastian waktu dan skema tarif, pelaku pasar menganggap ini sebagai tekanan politik, bukan keputusan final,” ujar seorang analis pasar dari Barclays.

Dampak Global Termasuk ke Indonesia?

Meskipun ekspor farmasi Indonesia ke AS tergolong sangat kecil (kurang dari US$15.000 pada Januari–April 2025), dampak global dari kebijakan ini tetap perlu diwaspadai. Jika harga obat di AS melonjak, permintaan pasar dunia bisa berfluktuasi, dan reroute suplai dapat memicu efek domino ke negara lain.

Kesimpulan

Dengan pengumuman ini, Trump menegaskan kembali retorika ekonomi nasionalismenya. Namun, para pengamat memperingatkan bahwa dampak nyata dari kebijakan ini bisa merugikan rakyat Amerika sendiri, terutama kelompok berpenghasilan rendah yang bergantung pada obat generik murah.

Industri kini menunggu hasil investigasi resmi pemerintah AS terkait kebijakan perdagangan produk farmasi, yang diperkirakan akan dirilis pada akhir Juli. Jika laporan tersebut menyarankan tarif, maka pasar dan sektor kesehatan akan menghadapi babak baru yang penuh ketidakpastian.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.